Ya, saya harus dapat membuang krisis malas menulis ini. Saya pasti bisa, buktinya sekarang saya sudah dapat menulis hingga paragraph ke tiga. Horeee…. Akhirnya lewat juga masa-masa itu, cukup 3 bulan saja saya libur dari hobby saya, menulis. Krisis itu menyisahkan pekerjaan yang banyak untuk saya selesaikan. Ada beberapa film dan buku yang segera harus saya review, banyak cerita tentang Ryuga yang harus di updated, ada beberapa naskah novel pribadi yang harus saya edit dan tuntaskan… duh gaya saya sudah seperti penulis profesional saja… *winkwink.* Ayo semangat, hari ini harus di awali dengan menulis dan di tutup dengan menulis. Halah… apa sih ^_* PaserBaroe-Sep 2007
22 "Landslide"
23 "How to Stop an Exploding Man" Maaf ya, tidak semua judul aku tulis, kepanjangan sih. Serial ini membuatku jadi terobsesi, bayankan aku selalu mantau perkembangan ceritanya every day. Hal pertama yang aku lakukan untuk memulai hari adalah men-klik link wiki yang INI . Thanks to Mbah Wiki , anywey :) Di 4 episode terakhir, kemampuan para heroes semakin kuat saja. Seperti Hiro yang akhirnya bisa mengontrol kemampuannya untuk menghentikan waktu. Ada juga Sylar yang semakin banyak membunuh para Heroes dan automatis kekutannya jadi bertambah, wih semakin berat saja menghadapi si Sylar ini. Dan... yang terpenting my favorite one, Peter Petrelli, waohhh dia semakin cool, kekuatannya juga sudah semakin tinggi. Aku nggak sabaran nih tunggu Season 2 nya, apa lagi saat baca di Wiki bakalan ada pendatang baru yang ablitiy nya juga kuat. Wah ini bakal jadi musuh para Heroes kali ya, secara Sylar di ending cerita sudah di kalahkan, tapi.... sayang dia tidak mati, and I know... dia pasti bakal balik dengan kekuatan yang semakin tinggi pula. Well... met berharap-harap cemas deh, semoga saja Tim Kring bisa membuat Season dua Heroes lebih seru dari yang pertama.
2. “Kok kurus sih? Susah makan ya?”
Email: shrie@cbn.net.id
SMS: 0815 1301 8358
YM ID: aurelly_one
Cara Pembayaran By: BCA/BNI/PERMATA
Aku: "Siang!?" Jaga jarak.
PB: "Apa ibu sudah punya ijin memotret?" Suaranya masih ramah.
A: Menarik alis keatas, bingung dengan pertanyaannya. "Maksudnya!?"
PB: "Di mall ini di larang memotret tanpa surat ijin!"
HAH!!! Aku kaget. Asli sangat kaget. Kaget dengan peraturan yang sangat mengada-ada, menurutku. Dan, saat itu aku spontan ber argumen. A: "Loh!! Saya mana tau dengan peraturan seperti itu?"PB: "Iya bu memang begitu adanya!" masih rama.
A: "Pak, saya ini tidak sedang motret arsitektur bangunan mall ini. Tapi, saya sedang motret anak saya, tuh sana lagi naik sapi-sapian...!" Aku tunjuk saja Ryuga yang memang sedang naik sapi-sapian.
PB: "Boleh sih bu. Asal ibu motretnya sembunyi-sembunyi!" Dia masih ramah.
Sementara aku sudah nyolot, pengen protes keras sama petugas berseragam itu. Tapi ku urungkan niat itu. Aku sadar si PB itu hanya menjalankan tugas, dia nggak salah apa-apa. Yang salah dan menyebalkan itu adalah management mall tersebut. Peraturannya terlalu menyebalkan dan mengada-ada. Well, kalaupun memang meraka melarang memotret tanpa ijin, mengapa di pintu masuk tidak di pasang tanda "DILARANG MEMOTRET!!". Kalau tanda itu ada!! Aku pasti akan lebih aware dan tidak akan menggunakan digicam!!. Anywey, aku sangat kecewa berat dengan Management Mall tersebut!!Tapi, saat ini impian itu masih di ujung persimpangan nak. Masih jauh... kami tak bisa berlari menuju persimpangan itu. Langkah kami perlahan. Tapi kami yakin akan tiba diujung sana, sangat yakin.
Deep inside!! Bunda sudah tak sabar ingin sampai di persimpangan itu, bunda selalu sedih bila menyadari setiap hari kita bercengkrama hanya sekejap. Terkadang batin bunda meronta, ingin memelukmu, mencium aroma tubuhmu dan menghabiskan waktu lebih lama denganmu!! Tapi, apalah daya bunda nak... saat ini bunda tak bisa berbuat banyak.
Sabar ya nak, kami pasti sampai. Bunda selalu berdoa semoga dengan campur tangan-NYA, kami akan tiba di persimpangan itu dengan cepat, Amien.
Sekali lagi sabar ya nak. Oh iya satu yang kau harus tau, kami selalu mencintaimu.
Ada apa denganmu?
Mengapa hanya lesu,
yang terpancar dari matamu
Senyum teduhmu tak lagi ada,
apa lagi belaian mesra?
Sekali lagi kutanya,
Ada apa?
Bila mom tidur lebih panjang selama ‘weekend’ dari pada hari kerja dan merasa ngantuk juga lesu di siang hari, ada kemungkinan mom kurang tidur. Karena, pada umumnya orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap malam.
Tetapi, untuk beberapa wanita yang sedang mengalami kondisi seperti; Menstruasi, Hamil dan Ibu yang baru melahirkan, sangat susah mendapatkan waktu tidur yang ideal tersebut.
Biasanya, hal yang menyebabkan tidak idealnya waktu tidur kita (mommies) dan Ibu bekerja adalah keadaan lingkungan dan tuntutan aktifitas yang tidak dapat di hindari, misalnya: Mengurus bayi yang sakit, kelelahan karena over aktifitas di siang hari, banyak pikiran, mengerjakan pekerjaan kantor di rumah, dan lain sebagainya, bisa membuat waktu tidur yang di butuhkan oleh tubuh kita, menjadi berkurang.
Dan karena tubuh manusia sudah di atur oleh Sang Pencipta untuk tidur sesuai dengan waktu ideal maka bisa di pastikan ketika waktu tidur kita kurang gejala-gejala seperti: Gangguan memori (sering lupa), ‘moody’, gampang depresi, menurunnya energi (gampang lelah), dan menurunnya daya tahan tubuh sangat mungkin akan kita rasakan.
Bila mom memang sulit memperoleh tidur malam yang ideal atau sangat susah menikmati tidur yang nyenyak, di bawah ini beberapa tips yang mungkin bisa membantu mom mengatasi hal tersebut :
1. Usahakan tidur malam pada setiap waktu yang sama dan bangun di saat yang sama.
2. Jangan tidur di siang hari, karena bisa membuat mom kurang ‘ngantung’ saat malam hari.
3. Hindari kopi, rokok, dan minuman beralkohol saat menjelang malam. Karena kafein dan nikotin yang terkandung di dalam rokok dan kopi, dapat mencegah mom untuk tidur.
4. Lakukan olah raga secara teratur. Namun sebaiknya jangan melakukan olahraga 3 jam menjelang waktu tidur mom.
5. Jangan makan makanan berat menjelang tidur.
6. Pastikan cahaya sesuai dengan kebutuhan, tenang dan tidak terlalu dingin. Jika cahaya menjadi masalah, coba gunakan ‘sleeping mask’. Kalau terlalu berisik gunakan ‘ear plug’. Intinya buat kamar tidur mom senyaman mungkin.
7. Hindari menggunakan tempat tidur selain untuk tidur dan berhubungan intim dengan pasangan mom.
8. Jika masih tetap tidak bisa tidur dan tidak merasa ‘ngantuk’, bangunlah dan coba cari kegiatan yang bisa membuat mom bisa merasa ‘ngantuk’ seperti membaca buku dlsb. (Catatan: Jangan memaksakan mata mom untuk tidur, karena semakin di paksa maka rasa ‘ngantuk’ akan semakin jauh.
9. Jika mom merasa sulit tidur karena banyak memikirkan hal-hal yang akan di lakukan esok hari, buatlah ‘to do list’ sebelum mom memutuskan kembali ke tempat tidur. Hal ini akan membantu mom melepaskan diri dari hal-hal yang mencemaskan.
10. Untuk mom yang baru saja melahirkan, coba ikuti ritme tidur si kecil. Jadi ketika si kecil sedang terlelap sebaiknya mom ikut tidur juga.
Intinya: Sesuaikan tips diatas dengan situasi dan kondisi mom, serta lakukan tips tersebut secara konsisten ‘maximal’ 6 minggu. Semoga tips ini bisa membantu mom dalam mengatasi kebiasaan susah tidur yang di alami.
Karena tanpa kita sadari tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, sama pentingnya dengan kesehatan dan pola makan yang baik, serta olahraga. Tidur malam yang cukup kadang menjadi cara terbaik untuk mengatasi stress, menyelesaikan masalah, atau memulihkan diri dari sakit.(WRM/SA/07)
Sumber Tulisan:
* Majalah Parents Guide
* Mailing List We R Mommies
Aku mulai saja ceritanya...
Beberapa bulan terakhir Ryuga putraku senang sekali main-main dengan yang namanya kunci. Ia senang memasukkan kunci kedalam rumah kunci, lalu di keluarkan dan begitu seterusnya.
Setelah jago--memasang dan melepas--ia mulai belajar memutar kunci itu ke arah kiri (posisi MENGUNCI). Hanya butuh waktu sebentar, dia pun langsung menguasai tehnik tersebut.
Satu minggu kemudian Suamiku cerita, kalau anak bosnya yang berusia 3thn, baru-baru ini, tanpa sengaja mengunci dirinya di dalam kamar, dan ia tidak dapat membuka kembali. Saat itu aku hanya komentar, "Ayah kesian amat!! trus bisa keluar lagi ndak?" Intinya aku BIASA saja menanggapi cerita itu, aku sama sekali tidak mengambil moral of the story dari cerita tersebut *sigh*
Well, kejadian tidak enak itu akhirnya aku alami juga. Saat itu, aku sedang di rumah dan Ryu mulai sibuk bermain dengan kunci. Kali ini yang di mainin adalah kunci yang nyantol di pintu kamar tidur, dan dengan suksesnya dia mengunci dirinya di dalam kamar.
Aku baru sadar anakku melakukan itu saat ia tidak muncul-muncul di depanku dan tidak ada suaranya sama sekali. Ketika aku melihat pintu kamar yang tertutup rapat aku sudah ada firasat! Aku coba buka pintu itu dan ternyata... pintu tersebut memang TERKUNCI. Aku mulai gelisah Ryu pasti di dalam...!!
Aku coba panggil. Benar saja dia menyahut "Bunda... bundaa, buka pintu bunda... " mendengar teriakannya membuatku mulai bingung, apa lagi dari dalam kamar terdengar suara isak tangis.
Pelan-pelan aku coba pandu dia cara membuka kunci. Namun sayang, usahaku sia-sia. Setelah 5 menit didalam kebingungan, aku baru sadar kalau kamar tidurku ada jendalanya *sigh*
Aku segera ke jendela untuk melihatnya. Dia sedang menangis sambil mencoba memutar kunci tersebut. Saat ia melihatku, tangisnya semakin kencang.
"Buka pintu bunda, kakak mau ke uar. Buka bunda..." Raungnya di tengah tangis.
Rasanya, kasihan sekali melihat Ryu seperti itu. Ingin kuterobos jendela yang berteralis itu, tapi apa dayaku. Akhirnya aku hanya bisa merayu-nya untuk tenang, aku panggil dia mendekat di jendela dan aku membelai rambutnya dan Ryu butuh waktu untuk bisa tenang. Ya, kira-kira 5 menit.
Setelah dia lebih tenang, aku menyuruhnya mencoba menarik kunci yang ada di pintu. Tapi usahanya masih saja sia-sia, kunci itu masih nyangkut. Saat itu terlintas di benakku untuk mendobrak pintu itu, aku sudah pasrah!!.
Tetapi belum sempat aku berdiri untuk mencari seseorang. Ryuga akhirnya berhasil memutar kunci itu ke arah kanan, terdengar suara "KLIK". Aku langsung lari ke pintu itu dan segera ku buka, aku memeluknya erat dia kembali menangis dalam pelukanku.
Benar-benar pengalaman yang tidak menyenangkan, aku merasa bodoh sekali saat itu. Bayangkan, anak terkunci di depan hidungku dan aku tidak bisa berbuat banyak!!! Sedih rasanya. Semoga saja kejadian itu tidak terulang lagi, amien. (SA/07)
Ya, memang sudah besar, sebentar lagi dia akan Ultah yang ke-3, dan tahun ajaran baru nanti pun dia akan mulai masuk PG. Wiihh.. nggak berasa sama sekali my kiddo, yang dulu masih mungil sekarang sudah mulai merentangkan kepak sayapnya, siap-siap untuk terbang menuju dunia nyata, ihikss *terharu*
Bukan... bukan tentang kepak sayap Ryu yang ingin aku cerita disini. Tapi tentang pertanyaan-pertanyaan Ryu yang kerap kali buat aku tersenyum geli atau bahkan mati gaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang menggelikan itu, seperti ini:
R: "Bunda kita mau kemana?" B: "Ke Itc sayang!" R: "ITC itu dimana?" B: "di Depok juga, deket kok!" R: "Dimana" B: "Disana.." R: "disana mana?" keukeuhh nanya B: Mulai menjelaskan dengan seksama.
Atau...
R: "Ihh..ihh.." exiting, sambil nunjuk2 "Bunda, itu apa..ihh" B: "Itu Kambing" R: "Oh AM-BING." B: "No, KAM-BING" R: "bukan Bunda AMBING" ngotot. B: "KAMBING sayang. Pakai huruf KA.. seperti sebut KA-KA! ..KAMBING" R: Tangannya di goyang-goyang seperti tanda tidak terima "bukan..bukan bunda tapi AMBING, A-MM-BI-NG!" B: "Iya iya Kambing" R: masih ngotot. B: Bunda mulai mati gaya!
Maksudnya, saat ini aku masih melek padahal jam di pojok notebook sudah menunjukkan jam 00.27, dan itu terus berjalan... entah sampai jam berapa aku bisa melek seperti ini.
Asli, ndak bisa tidur. Padahal kepingin sekali, apa lagi liat hubby yang sudah lelap dengan suara snoore nya yg lumayan kencang and my kiddo yang juga sudah lelap memeluk guling kesayangannya!
Hmmm... nasip-nasip punya bakat jadi kalong a.k.a kang ronda :P
‘Gile, gue bisa jamuran nih kalau Dudung nggak muncul juga. Gue berani bertaruh, kalau saat ini dia pasti sedang asyik tidur!’ Pikir Ratna.
Untuk kesekian kalinya Ratna harus balik ke meja carcall. Lelah, malu bercampur menjadi satu, bahkan senyum manis Ratna tak bisa membantu menurunkan adrenalin-nya yang mulai meninggi. Dengan malas Ratna menyeret kaki-nya menuju meja Car-call. Belum sempat bibir Ratna terbuka, Anton petugas carcall, menyambut-nya dengan tanya.
“Sepertinya, sopir Mbak tidur!?”
‘Basi! Nggak perlu di bilangin, Gue juga sudah tau.’ Gerutu Ratna dalam hati. ‘Siapa sih yang nggak tau reputasi Dudung? Sopir ceking kesayangan Bu Dewi, Manager personalia. Hanya Dudung satu-satunya sopir yang selalu tidur di saat jam kantor. Semua orang juga tau itu!’
“Mungkin pak.”
“Lalu…”
“Tolong panggilin sekali lagi?...”
“Yakin dia akan denger?”
“Ya, Kalau dia nggak muncul.. saya akan naik taxi saja.”
“Iya mbak saya setuju, dari pada nanti…” Kalimatnya di gantung.
“Nanti kenapa?”
“nanti mbak jamuran berdiri di sana,” seringai usil menghiasi wajah lugunya.
‘Enggak lucu!!’ Ratna meninggalkannya dengan muka di lipat tujuh. ‘Memang tidak lucu, yang lucu itu Dudung. Selalu saja buat orang kesusahan. Lagian, aneh bin ajaib dia nggak pernah kapok? Baru seminggu yang lalu gue harus menunggunya seperti ini. End-up nya gue harus naik Taxi juga, gue kelelahan menunggu selama 2 Jam. Tapi, gue lumayan terhibur, karena tak berapa lama Dudung menelpon, menanyakan posisi gue. Gue tertawa sampai terpingkal-pingkal. Bagaimana tidak? Saat itu gue sudah di rumah, asyik menikmati film DVD yang di pinjamkan Shanti, sahabat gue.’ Ratna tersenyum mengingat kejadian itu.
Rasa lelah semakin terasa. Matahari serasa ikut bekerjasama dengan Dudung. Sinarnya begitu terik membuat kerongkongan Ratna terasa kering.
“Well, kalau mahluk ceking itu nggak muncul dalam waktu 5 menit. Mending gue naik taxi saja!” Guman Ratna
Saat sedang gelisah menunggu dan menunggu. Sebuah Mercedess benz sport berhenti tepat di tempat Ratna berdiri.
‘Sejak kapan Dudung ganti mobil?’ Ratna menghibur dirinya.‘Mobil keren, sopirnya sudah pasti lebih keren,’ pikir Ratna.
Naluri menggoda seketika timbul. Semangat yang tadi mulai mengendur kembali muncul. Dengan spontan Ratna menjalankan aksi andalan-nya, menarik perhatian cowok di belakang kemudi Mercedess benz sport!. Senyum Ratna spontan menghiasi wajah imut-nya!!. Namun sepersekian detik kemudian Ratna harus menarik senyum imutnya itu, karena… ‘Syialan… memang nasip baik sedang tidak menyertai gue hari ini. Ternyata, Pria itu hanya…!!’
“Siang mbak,”
“Siang,” Ratna menanggapi-nya dingin.
“Lagi nunggu sopir?”
Rasanya Ratna ingin kabur mendengar pertanyaan basa basi pria itu. ‘Kenapa juga tadi gue pakai senyum manis segala!! Sekarang dia jadi sok akrab gini. Lagian bakat matre gue kok nggak sembuh-sembuh juga? Dan, kok bisa? Gue sampai jumpalitan melihat mobil Mercedess benz sport ini, jangan-jangan bakat matre gue sedang naik kelas.’ Ratna menyesali nasip sialnya hari ini.
“Ehemm!” Pria itu berdehem.
‘Now What? Doi kok pakai turun dari mobil segala! ‘
“Eh. Iya saya sedang menunggu sopir saya! Kalau situ, sedang nuggu majikan ya?”
Pukulan telak buatnya… ‘Anak kecil juga tau kalau mobil mewah ini punya majikannya. Pakai acara, cari perhatian di depan gue segala!! Please deh, Ratna… mana bisa di kadalin, lagian mana ada sih cowok tajir mau pakai sandal jepit dan kaos oblong belel seperti itu?’
“Oooh iya Mbak. Saya memang sedang nunggu majikan saya!” Ia tersenyum sambil mengacak rambutnya yang pendek.
“Pak, saya titip salam buat majikannya ya…!” Senyum kemengangan menghiasi wajah Ratna.
“Taxi!!!” Ratna melambai saat sebuah taxi berjalan melintasi Lobby.
Jam di meja sudah menunjukan pukul 5.30, dengan cekatan Ratna merapikan meja kerja, lalu berlari menuju lift. Sudah 2 hari Ratna tidak kebagian lift kalau pulang di atas jam 5. Dan, hari ini Ratna sudah bertekad tidak mau menunggu terlalu lama di depan lift lagi.
Dengan cekatan Ratna menorobos masuk saat lift terbuka.‘Fiuuh!! Untung gue langsing. Kalau nggak, pasti lift sudah bunyi karena kelebihan berat.’ Ratna membayangkan Iklan komersil yang selalu tayang di TV.
“Halo Mbak,” sapa seorang pria ramah.
Spontan Ratna menoleh kearahnya. Lutut Ratna lemas dan nyaris terjatuh.
“Loh. Mbak kenapa? Sakit?” Pria itu menawarkan bantuan.
Refleks Ratna menepis tangannya.‘Emmmaaakk…!! gue mimpi apa sih semalam? Kenapa mahluk tak di undang ini ada di samping gue?' Pikir Ratna. “Eeehh, saya enggak apa-apa kok.” Jawab Ratna cepat.
Saat pintu lift terbuka. Ratna langsung mengambil kangkah seribu, menjauhi sopir Mercedes Benz sport yang sok akrab.‘Gue kapok ngeladenin dia, sumpah!’
Sayangnya usaha Ratna sia-sia. Kembali terdengar pria itu memanggil…
“Mbak Ratna…!!”
‘Hah!!’ Ratna seketika menghentikan langkah seribunya. Menengok kearah Pria itu dengan tanda tanya di atas kepalanya. ‘Gilee! Dia bahkan tau nama gue segala? Tau dari mana? Dia selidiki gue ..!?’
“Sorry! Bapak panggil saya?” Suara Ratna sedingin Es.
“Iya mbak. Maaf kalau saya…”
“Bapak tau nama saya dari mana?”
‘Apa jadinya kalau Bapak ini memang benar ter-obsesi sama gue. Gue beruntung sekali karena sejak kecil Orang tua gue sudah membekali gue untuk tidak berbicara dengan orang Asing, dan sampai sebesar ini gue masih terbawa dengan kebiasaan itu, gak salah kalau gue jadi over defensive dengannya.’ Pikir Ratna curiga. Pria itu tersenyum ramah.
“Saya baca dari….” Telunjuknya menunjuk nametag yang tergantung di leher Ratna.
‘Alamak….! dia baca nama gue dari nametag.’ Ratna menertawai dirinya yang sedang paranoid. ‘Kenapa sih gue jadi berpikiran negative dengan pria ini? Tampangnya nggak jelek-jelek amat kok. Kulitnya juga bersih. Rambutnya Cepak. Dia juga ramah! Tapi… ada apa? Kenapa dia manggil-manggil gue?’
“Ada apa ya, kok bapak manggil saya?”
Pria itu menyodorkan sebuah amplop putih.“Saya hanya mau memberikan ini Mbak.”
Ratna menerima amplop dari tangannya dan melihat dengan cermat. Ada tulisan Lang-Lang Buana Travel and Tour di pojok kiri amplop.
“Itu punya mbak kan?”
‘Ya ampun!!! Ini kan amplop gue yang hilang seminggu lalu. Kok bisa… ‘
“Eheemm!” Pria itu berdehem untuk memancing perhatian Ratna.
“Iya…Iya,” Ratna terbata-bata saking senangnya “iya ini benar Amplop saya. Mmm.. bapak…”
“Panggil saya Prast saja!”
‘Prast, nama yang bagus? ‘
“Pak Prast, boleh saya tau di mana bapak menemukan Amplop ini?” Ratna mulai bisa menguasai diri. Suara Ratna juga sudah mulai lembut. ‘Gue kok jahat banget sih nyangka orang sebaik Prast seperti itu. Mau di simpan di mana muka ini, seandainya Prast tau kalau tadi gue ingin menghindarinya!. Bisa-bisa dia nggak jadi kembali-in tiket liburan gue. Gusti!!! Semoga saja dia nggak tau.’ Ratna masih merasa bersalah.
“Ingat nggak seminggu yang lalu?” Tanya Prast.
Ratna mencoba mengingat.
“Waktu di Lobby itu loh? Mbak…”
Ratna, masih berpikir…
“Mbak… sedang nungguin sopir, truss…”
“Oh iyaaa, saya ingat!!”
“Nah, saat itu Amplop ini jatuh. Waktu saya mau bilang, embak malah kabur kearah Taxi.” Prast tersenyum polos.
‘Mmm… kalau di perhatiin cakep juga nih cowok, apa lagi kalau tersenyum. Sayang dia hanya sopir, coba bukan? Gue pasti sudah ngajak dia duduk di lobby sambil ngopi!’ Pikir Ratna nakal.
“Yaa, sudah akhirnya amplop ini saya simpan, sambil berharap saya akan ketemu mbak lagi...”
“Aduuh!! Maaf ya Prast, waktu itu saya sedang terburu-buru.” Ratna berbohong untuk menutupi rasa malu.
“Ini buat bapak, sebagai tanda terima kasihku.” Ratna menyodorkan selembar uang dua puluh ribuan kearah Prast.
“Terima kasih, tapi… Mbak saya nggak bisa terima.” Ujar Prast halus sambil mengangkat kedua tangannya, menolak.
“Ambil saja. Ini sebagai tanda terima kasih saya. Gak apa-apa kok!” Ratna sedikit memaksa.
“No…no… saya nggak ngarepin balas jasa Mbak. Bener deh. Sudah yah.. saya pamit dulu!” Ujar Prast tegas dan berjalan melintasi Ratna.
‘HAH!!! Apa gue gak salah dengar? Hari gini, masih ada orang yang nggak mengharapkan balas jasa? Belagu amat sih sopir ini. Atau uang yang gue kasih ini kurang?’ Ratna benggong…
“Ratna!! Kamu masih disini?”
“Eeeh Ibu,” Ratna kaget melihat Ibu Direktur tiba-tiba keluar dari Lift.
“Loh, Prast!! Sini sebentar..” Bu Dirut melambaikan tangannya.
‘Prast? Bu Dirut kenal Prast?’ Ratna seketika menoleh ke arah Prast.
“Prast kenalin ini Ratna, dia assistant art director yang baru di divisi Advertising. Rat, kenalin ini Prast anak saya. Dia baru balik dari Australia, dan akan segera bergabung di perusahaan kita!”
'UUPPSS'
Ratna jadi lemas. Kali ini Ratna benar-benar mau pingsan. Ratna malu berat…
‘Don’t judge book by the cover,’ hanya itu kalimat yang terlintas di benak Ratna. Dan maknanya kena banget, muka Ratna seperti tersiram air panas…
2menit, 5menit, 10menit Ratna berdiri di lobby. Ratna tidak gelisah. Juga tidak perlu ke carcall. Sebuah Mercedes Benz sport berhenti tepat di depannya.
Seorang pria berkulit hitam manis, rambut cepak lengkap dengan kaca mata Rayban turun dari pintu kemudi.
“Hallow sayang. Maaf saya telat, jalanan di depan macet banget!”
Ratna nggak marah, apa lagi kesal. Justru Ratna tersenyum manis. Tersenyum manis untuk Prast kekasihnya….‘Untung elo telat Dung! Seandainya saat itu elo on time jemput gue. Mungkin sekarang gue nggak jadi kekasih Prast.’(SA/07)