Terburu-buru aku ke stasiun Juanda untuk mengejar kereta yang berangkat jam 5.20PM, tapi sayang hari itu aku tidak beruntung, kereta baru saja melintas saat aku tiba di lantai 3 tempat kereta selalu berhenti.
Dengan perasaan sedikit kesal aku cari tempat duduk di pinggir jalur 2, menunggu kereta selanjutnya yang akan tiba jam 6PM, kalau tidak molor!!.
Ku keluarkan buku, dengar MP3 dan aku langsung larut dengan musik yang mendayu-dayu itu.
Tak berapa lama seorang menghampiriku. Ku angkat wajah dan hatiku langsung trenyuh, melihat seorang ibu muda yang sangat kumel berdiri di depanku, ia mengulurkan telapak tangannya, sementara tangan satunya mengendong seorang bayi mungil, dari balik gendongan sarung yang kucel itu, aku bisa memastikan bayi itu belum ber usia 1 bulan.
“Buat makan…” ujarnya lirih. Dan aku makin tersentuh.
Aku ibah melihat anaknya, sedih memikirkan nasipnya. Tapi, aku kesal melihat ibu muda itu, bagaimana tidak, di jari tangan yang ia gunakan untuk menopang bayinya, terselip rokok yang masih menyala.
Seketika rasa ibah ku hilang, samar kulihat asap rokok masuk kedalam gendongan. Ingin kutegur dia, tapi saat melihat mata ibu itu, tatapannya kosong, seperti mayat hidup saja yang berdiri di depannku, ku alihkan tatapan ke tangannya yang ia ulurkan, aku semakin kesal, karena banyak bekas sayatan disana… aku tau dan yakin sekali kalau itu adalah bekas sayatan untuk menggunakan obat terlarang.
‘Duh… mengapa sih masih ada saja orang yang berpikiran sempit seperti itu, mengapa sih mereka tidak berusaha merubah hidupnya secara wajar. Apa ia sudah give up menghadapi kerasnya hidup? Sehingga uang hasil ngemisnya pun di habiskan untuk membeli obat terlarang dan rokok??’ Pikiranku langsung sibuk membuat analisa tentang masalah yang menimpa ibu muda itu. Dan ia pun berlalu dari hadapnku.
Ia menjauh dan mataku lekat memandanginya, ia berhenti dan duduk di dekat tiang, 5 meter dari tempatku. Bayi mungil itu ia tidurkan di sela pahanya, lalu ia pun mengeluarkan uang hasil kerjanya, tampak pecahan seribu, lima ribuan menggunung di sana, dengan cekatan ia memasukkan uang itu kedalam kantong plastik hitam, sesekali ia mengisap rokoknya. Mulutnya komat kamit dan pandangannya masih kosong…!(SA/2007)
Kerja dan Bersenang - Senang !
-
Bekerja dari Starbucks wif My Leaders
Kerja dan Bersenang - senang!
Emank bisa?
Bisa banget kalau di bisnis ku, Oriflame.
Kami bekerja nggak pake stres, ng...
13 years ago
0 komentar:
Post a Comment