The Amriza Family

Berbagi Ilmu dan TIPS kepada siapa saja

[A] Pemahaman Mereka Bayi (1 Th - Up)

By: Shrie Amriza
Publish at WRM

Adalah hal yang sudah umum kalau para Ibu sering ditanya mengenai pemahaman sang baby terhadap lingkungannya. Sebagai Ibu dari Bayi 18 Bulan, aku sering ditanyakan mengenai pemahaman Sang Anak oleh Suamiku dan orang-orang sekitarku.

Sebenarnya sejauh mana ya anak usia 1 atau menjelang 2 tahun memahami lingkungannya? Apakah mereka sudah bisa mengerti bahasa kita orang dewasa ataukah mereka memiliki “bahasa” yang berbeda yang harus kita simak dan mengerti? Jangan pernah menganggap remeh perkembangan anak yang berusia setahunan, walaupun mereka belum bisa berucap seperti kita.

Karena dimasa-masa emas ini mereka sedang tumbuh dengan cepatnya dan mulai dapat memahami tentang diri, orang tua dan lingkungan rumahnya. Umur setahunan boleh dibilang adalah saat dimana bayi dalam kegiatan berekplorasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sekaligus sedang belajar.

Didalam situsnya, Children Hospital Boston menyebutkan bahwa menjelang usia 18 bulan anak sudah mulai dapat memahami simbol–simbol. Mereka telah dapat mengerti hubungan antara objek dan artinya.

Untuk mempermudah Mommies mengetahui apa saja yang umumnya sudah dipahami oleh Sang Bayi, berikut ini beberapa contoh "Tonggak pemahaman" atau hal - hal umum yg dapat dipahami oleh anak usia 18 bulan yang aku kutip dari majalah Parents Guide:

Memahami siapa dirinya.
Anak akan mengerti dan mengenali dirinya, bila ia melihat dirinya di foto atau pada saat dia bercermin. Anak juga akan menoleh jika namanya di panggil. Mengerti nama anggota tubuh. Contoh: Bila kita tanya hidung mana? Maka ia akan menunjuk hidungnya.

Dapat melambaikan tangan.
Bila orang - orang terdekatnya pergi maka ia akan melambaikan tanganya, begitu juga bila ia akan pergi kesuatu tempat maka ia akan melambai.

Memahami perintah dan pertanyaan simple.
"Mana bonekanya?" atau diperintah "Ambil bonekanya!" maka ia akan menunjuk atau mengambil bonekanya.

Memahami hubungan sebab akibat lebih baik.
Tingkah anak marah-marah kepada kakak dan pengasuhnya menunjukkan bahwa anak seusia ini paham bahwa jika ia menampilkan "emosi/ekspresi marah" maka orang lain akan menurutinya.

Memahami ada sesuatu di dalam sesuatu.
Anak seusia ini paling gemar membuka/menutup laci, lemari pakaian, lemari es, atau box. Ini menunjukan bahwa ia paham bahwa di balik sebuah objek mungkin ada objek lain.

Memahami kegiatan di sekitarnya.
Keinginan anak untuk bermain khayalan/pura - pura, misalnya ia pura – pura menyapu lantai atau menyuapi bonekanya, ini menunjukan bahwa anak memahami kegiatan yg terjadi di sekitarnya, dan memahami kegunaan benda seperti sapu dan sendok tersebut.

Semoga dengan memiliki pengetahun atas pemahaman Sang Bayi, Mommies dapat semakin mudah berinteraksi dan menjadi Sahabat terbaik Sang Bayi tersayang yang pada akhirnya dapat membantu anak belajar berkomunikasi dan berinteraksi. Jadi sebenarnya siapa yang belum mengerti, kita atau mereka?.(SA/2006)

[A] Bagaimana Kompromi Dengan Waktu Tidurnya?

By: Shrie Amriza
Publish at WRM

Ketika waktu tidurnya tiba si kecil masih saja energik dengan segala macam kegiatannya; berlari, bermain, ngoceh dan segudang kegiatan lainnya.

Kita berpikir, ia pasti sudah mengantuk karena tanda tanda kelelahan dan rasa ngantuknya sudah terlihat seperti; sesekali ia mengucek kedua matanya, sering menguap dan gampang kesal.

Karena melihat sinyal ngantuknya, segera kita membimbingnya ke kamar tidur dan menidurkannya di ranjang. Bukannya tidur malah si kecil turun dan dengan riangnya kembali mengajak seisi rumah untuk bermain, bila kita tidak menanggapinya maka ia akan berontak dan menangis, serasa si kecil ini punya stok energi yang banyak sekali, bukannya lelah malah ia makin bersemangat.

Menghadapi si kecil yang bertingkah seperti diatas memang sangat menguras tenaga dan emosi. Bukan saja emosi kita mungkin juga emosinya, jika perebutan jam tidur ini berlangsung setiap hari, bisa jadi ritual ini menganggu ritme dan ketentraman seisi rumah.

"Bagaimana cara kita mengatasi perebutan jam tidur ini?" Jangan stres, coba ciptakan rutinitas tidur untuknya.

Karena rutinitas tidur setiap anak berbeda beda, buatlah rangkaian rutinitas yang sesuai dengan kondisi keluarga, terutama jam berapa rutinitas tidur malam itu di mulai setiap malam dan segala rangkaian prosedur pendukungnya, kita juga harus konsisten dengan ritual tidur ini bila ingin berhasil.

Berikut ini contoh rangkaian rutinitas sebelum tidur yang saya kutip dari rangkuman diskusi mommies di mailing list We R Mommies:
* Tentukan waktu tidur (jam berapa ritual tidur akan di mulai)
* Sebelum Jam tidur nya tiba, cobalah Cuci atau Washlap tangan, muka, kakinya.
* Ajak Ia untuk menggosok gigi
* Memakai Piyama atau Baju tidur
* Mengucapkan selamat tidur pada seisih rumah
* Menuju kamar / Tempat tidur
* Membacakan buku cerita atau dogeng
* Ajak Ia berdoa sebelum tidur
* Memberikan ciuman selamat malam Menerapkan rutinitas tidurnya ini akan lebih mudah, jika Anda menjaga keteraturan kegiatannya sepanjang hari.

Jika bayi memiliki rutinitas; tidur siang, makan, bermain, mandi, makan sore kemudian bersiap-siap tidur malam, yang dilakukan secara teratur setiap kegiatan tanpa berubah dari hari ke hari, maka dapat dipastikan perebutan jam tidur ini akan di menangkan oleh Anda. (SA/2005)

[C] Panik.com

Panik, baru kali ini saya merasakan PANIK sebenar benarnya. Panik membuat saya jadi tidak terkendali, mengeluarkan kata kata yang tidak teratur dan cenderung menghardik orang di sekitar ku saat itu. Panik juga membuat nalarku buntu, tidak bisa berpikir dengan cepat seperti biasa. Itulah arti dan makna dari kata panik.

Ada apa sih dengan panik? Begini ceritanya, beberapa hari lalu pikiran saya lagi teralihkan oleh buku bacaan saya ELDEST by Christohper Paolini, all weekend saya bertapa di dalam ruang kerja untuk membaca buku tersebut, praktis saja Ryu dan Suami saya abaikan, beginilah saya kalau sudah ketemu buku, buku selalu jadi no 1 dan yang lain menjadi nomor 2, 3 dan seterusnya.

Saat itu saya masih terbenam dengan keasyikan buku itu hingga tiba - tiba terdengar suara tangis Ryu, selang 1 menit saya cuek saja, 2 menit tangisnya tidak reda saya masih cuek juga, 3 menit, 4 menit, 5 menit tangisnya makin menjadi-jadi, tangis itu menyadarkanku dari hipnotis bacaanku kali ini, kupasang kuping mendengar apa yang terjadi mana perban dan betadinenya mbak? sayup sayup suara suamiku terdengar, duuuh darahnya banyak sekali suara suamiku terdengar nervous.

Bergegas saya keluar kamar dan mendapati Suami sedang menggendong Ryu dengan lutut kiri yang terluka sebesar uang logam Rp. 500 merah dan berdarah, assistantnya sedang sibuk memberikan betadine ke lutut Ryu tapi usahanya sia - sia karena Ryu meronta ronta dan menangis sejadi - jadinya, maidku mondar mandir di kamar tersebut tanpa do something (dia bingung kayaknya), di lantai berceceran darah kecoklatan yang sangat banyak setelah melihat itu aku langsung PANIC karena melihat darah di lantai itu dan melihat besarnya luka Ryu.

Karena panic saya jadi membentak dan memarahi mereka semua, segera Ryu saya takeover dari suami dan membaringkannya di kasur, dan spontan akan membawah Ryu ke UGD saat itu juga.

Tapi bukannya Ryu tenang ketika aku membaringkannya di kasur, Ia memberikan perlawanan yang sengit, meronta ronta melepaskan peganganku dari tubuh mungilnya.

Sepertinya ia bingung kenapa tiba tiba semua orang mengelilinginya dan semua kelihatan panic. Setelah menyadari kalau panic di lawan panic justru akan memperkeruh suasana, dan melihat perlawanan Ryu yang menjadi akhirnya saya coba calm down, berusaha untuk berpikir dengan tenang dan menyuruh semua yang ada di kamar itu untuk keluar, setelah itu baru saya bisa berpikir dengan normal dan secepat kilat merawat luka Ryu dan menghentikan darah yang masih keluar.

Setelah berhasil merawat luka tersebut dengan baik, saya menanyakan kronologis bagaimana Ryu terjatuh sampai berdarah sebanyak itu, tidak perlu saya ceritakan kali ya rincinya seperti apa, takut kepanjangan dan pada bosan deh bacanya.

Satu hal yang membuat saya sedikit tenang ternyata darah yang berceceran di lantai itu adalah batedine yang menetes karena usaha assistan Ryu memberikan kelutut nya, jadi bukan darah seperti dugaan saya (akibat panic betadine di kira darah deh, padahal jauh bedah Merah & Coklat), dan luka di lutut Ryu itu bukan luka yang fatal tapi hanya luka yang di sebabkan oleh kulit Ryu yang terkelupas (beberapa hari yang lalu lutut tersebut kena knalpot motor pa'cik Ryu dan melepuh di sekitar lutu itu).

Beberapa saat setelah kepanikan itu berlalu, Ryu kecil kami terlihat ceria lagi, mulai berlari lari lagi, tertawa dan ngoceh dengan bahasanya. Saya pun senang bisa mengalahkan rasa panic itu dengan ketenangan.

Moral of the story:
* PANIK bisa melanda siapa saja even orang tersebut sudah terbiasa mengendalikan atau menghadapi kepanikan itu.
* Jangan pernah melawan panik dengan kepanikan juga, karena akan sia–sia.

** [C] = Curhat
The Amriza

Popular Posts

My Biz Online!

Ngobrol Yuk...

Gtalk: aurelly.one

My Email:
bunda.ryu@gmail.com