Aku mulai saja ceritanya...
Beberapa bulan terakhir Ryuga putraku senang sekali main-main dengan yang namanya kunci. Ia senang memasukkan kunci kedalam rumah kunci, lalu di keluarkan dan begitu seterusnya.
Setelah jago--memasang dan melepas--ia mulai belajar memutar kunci itu ke arah kiri (posisi MENGUNCI). Hanya butuh waktu sebentar, dia pun langsung menguasai tehnik tersebut.
Satu minggu kemudian Suamiku cerita, kalau anak bosnya yang berusia 3thn, baru-baru ini, tanpa sengaja mengunci dirinya di dalam kamar, dan ia tidak dapat membuka kembali. Saat itu aku hanya komentar, "Ayah kesian amat!! trus bisa keluar lagi ndak?" Intinya aku BIASA saja menanggapi cerita itu, aku sama sekali tidak mengambil moral of the story dari cerita tersebut *sigh*
Well, kejadian tidak enak itu akhirnya aku alami juga. Saat itu, aku sedang di rumah dan Ryu mulai sibuk bermain dengan kunci. Kali ini yang di mainin adalah kunci yang nyantol di pintu kamar tidur, dan dengan suksesnya dia mengunci dirinya di dalam kamar.
Aku baru sadar anakku melakukan itu saat ia tidak muncul-muncul di depanku dan tidak ada suaranya sama sekali. Ketika aku melihat pintu kamar yang tertutup rapat aku sudah ada firasat! Aku coba buka pintu itu dan ternyata... pintu tersebut memang TERKUNCI. Aku mulai gelisah Ryu pasti di dalam...!!
Aku coba panggil. Benar saja dia menyahut "Bunda... bundaa, buka pintu bunda... " mendengar teriakannya membuatku mulai bingung, apa lagi dari dalam kamar terdengar suara isak tangis.
Pelan-pelan aku coba pandu dia cara membuka kunci. Namun sayang, usahaku sia-sia. Setelah 5 menit didalam kebingungan, aku baru sadar kalau kamar tidurku ada jendalanya *sigh*
Aku segera ke jendela untuk melihatnya. Dia sedang menangis sambil mencoba memutar kunci tersebut. Saat ia melihatku, tangisnya semakin kencang.
"Buka pintu bunda, kakak mau ke uar. Buka bunda..." Raungnya di tengah tangis.
Rasanya, kasihan sekali melihat Ryu seperti itu. Ingin kuterobos jendela yang berteralis itu, tapi apa dayaku. Akhirnya aku hanya bisa merayu-nya untuk tenang, aku panggil dia mendekat di jendela dan aku membelai rambutnya dan Ryu butuh waktu untuk bisa tenang. Ya, kira-kira 5 menit.
Setelah dia lebih tenang, aku menyuruhnya mencoba menarik kunci yang ada di pintu. Tapi usahanya masih saja sia-sia, kunci itu masih nyangkut. Saat itu terlintas di benakku untuk mendobrak pintu itu, aku sudah pasrah!!.
Tetapi belum sempat aku berdiri untuk mencari seseorang. Ryuga akhirnya berhasil memutar kunci itu ke arah kanan, terdengar suara "KLIK". Aku langsung lari ke pintu itu dan segera ku buka, aku memeluknya erat dia kembali menangis dalam pelukanku.
Benar-benar pengalaman yang tidak menyenangkan, aku merasa bodoh sekali saat itu. Bayangkan, anak terkunci di depan hidungku dan aku tidak bisa berbuat banyak!!! Sedih rasanya. Semoga saja kejadian itu tidak terulang lagi, amien. (SA/07)
0 komentar:
Post a Comment