Word: 221 Words
Date: November 7, 2006
Tiba-tiba saja Handphoneku berdering, tertera nomor Andi di layar handphone "Hallo, mas sudah di mana?" tanyaku setengah merajuk, aku tau ia pasti akan memberi jawaban klise seperti biasanya, jadi tidak akan ada gunanya kalau aku harus mebuang energiku untuk marah!.
"Maaf ini baru keluar dari ruang meeting," jawabnya.
"Kenapa gak bilang kalau mas mau meeting," ujarku mencoba menahan diri untuk tidak marah "mas, kantorku sudah gelap nih..., tinggal aku sendiri di kantor!" aku memang tinggal seorang diri di lantai ini, semua rekan kerjaku sudah pada hilang sejak jam enam tadi.
"Sabar ya sayang," ujarnya lembut Andi sedang mencoba menenangkanku, itu memang jurus ampuhnya. Setiap kali ia harus lembur dengan tiba-tiba ia pasti meminta maaf dan merayuku, anehnya selalu saja aku luluh dengan rayuannya "ini mas sudah mau jalan kok!" lanjutnya.
Aku beranjak meninggalkan ruanganku menuju lobby di lantai satu, rasanya lebih nyaman bila menunggunya disana. Namun baru saja pintu lift terbuka, tiba-tiba handphoneku berbunyi dan nama andi muncul di layar handphone!
"Sayang, maaf ya aku harus meeting dengan Pak Danu di Mulia Hotel" ujarnya merasa bersalah.
Rasanya kesabaranku sudah habis, ingin rasanya aku teriak, Dasaaarr!!! Gilaa Kerja....
2 komentar:
Ini kisah nyata ya :D:D:D:D
*just kidding sista*
Denny
Kuru
Hi bro, ko tau seeehhh hahahahaha
Post a Comment