I never feel guilty like this before! Asli gak pernah sama sekali aku merasakan hal sekuat ini. Saking gak enaknya hal itu sampai kebawah mimpi.
Jadi gini cerita, semalam saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 9.30 dingin nya malam terasa menembus kulitku padahal AC tidak kami nyalakan, maklum saja di luar hujan tidak berhenti sejak magrib. Rasa kantuk mendera suamiku, setelah sholat Isha dia langsung rebahan dan seperti biasa langsung terbang kenegeri mimpi. Sebelumnya Ryu ketinggalan ikut Ayahnya sholat Isha, ia hanya kebagian 1 rakaat ter akhir.
Karena tidak puas Ryu minta sholatnya di lanjutin. Sementara si Ayah sudah terbang kenegeri mimpi duluan dan dengkurnya seketika membahana. Ryu protes karena tidak di gubriks. Saat itu aku juga sudah capek maklum sore tadi jalanan kok macetnya parah banget, dan saat itu aku ingin liat Ryu ikut tidur juga. Akhirnya lampu kamar dan TV aku matikan biar Ryu mau ikut tidur.
Tapi…
Aku salah, Ryu protes berat. Ia spontan berlari ke tempat tidurnya dan nangis sesegukan. Di sela tangisnya ia berucap “Bundda allahu akbar, bunda allahu akbar, bunda sini, bunda sini allahu akbar” raungnya, kamar gelap gulita hanya ada sedikit cahaya lampu dari halaman belakang yang menorobos ke dalam kamar.
Saat itu aku sudah memejamkan mata, mencoba tidak menggubriks Ryu. ‘Ah paling sebentar juga dia tidur sendiri. Biasaaa itu Ryu lagi caper!!’ pikirku saat itu.
Tapi dugaanku salah. Ryu tidak jua berhenti. Ia tetep meraung-raung dalam gelap. Tiga menit kemudian, aku spontan bangun dan menghampirinya.
“Ryu mau apa sholat?” tanya ku sabar.
“Mimi cucu bunda” Ryu jawab di sela isak tangis.
“Hah! Mau mimi cucu?” aku bingung, loh kok berubah!! ‘See, Ryu hanya caper!’ gerutuku di dalam hati. “Yang benar mau mimi cucu atau sholat?” tanyaku lagi.
“Mimi cucu bunda, allahu akbar bunda!” masih sesegukan.
“Ya udah Ryu Allahu akbar dulu terus mimi cucu, OK?” tawarku cepat. Aku berusaha mempersingkat waktu maklum lagi capek, ngantuk dan mulai ke pancing esmosi.
“Iya bunda,” jawabnya senang.
Setelah itu aku langsung gelar sajadah di samping tempat tidur mungil nya. Ryu dengan semangat turun dan langsung sholat. Hanya butuh 1 menit dia berhenti sholat dan naik kembali keranjang “cucu mana bunda?” hanya butuh 2 kali guling-guling dia sudah tertidur lelap merangkul guling kesayangannya.
“MasyaAllah, aku kok tega sih…!!!” ratapku dalam hati. Kurapatkan selimut ku dan mencoba tidur. Tapi jujur mata ini gak bisa di pejamkan lagi. Pikiranku sekoyong-koyong menyalahkan ku.
‘Aku memang salah! Aku memang tidak sabaran! Aku memang egois, Aku memang….!’ Kalimat-kalimat itu menari nari di benakku.
Di luar sana hujan masih belum berhenti, begitupun hujan di hatiku masih saja turun. Malam semakin larut, jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.23.
Ayah masih terlelap dalam tidurnya. Ryu pun masih asyik memeluk gulingnya.
‘Uppss!! Waktunya Ryu pipis!’ pikirku. Aku segera menghampiri Ryu untuk memintanya pipis. Setelah itu aku di landa rasa kantuk dan….ZzzZZzzzZZZzzzz
Jakarta, February 01 2007
3 komentar:
Sabar bu... :)
Deny/Kuru
makasih den ...
Long time no see ya :D
Masing2 sibuk kali bu..
Deny/Kuru
Post a Comment