Di peraduan suara dengkur si kecil terdengar merdu
Dan di ufuk sana, sang surya terlihat masih malu
Seketika, sang penguasa jagad maya hadir membisikkan kesedihan itu
Kesedihan yang membuatku tiba-tiba membeku
Jemariku mulai menjelajah ruang maya mencari cerita tentangmu
Mencari dan terus mencari sepenggal kisahmu
Kudapati begitu banyak kenangan indah denganmu
Kenangan berharga yang kau bagi untukku
Sahabat, kulepas kau dengan buliran air mata dari sudut mataku
Menangis hatiku, tercabik jiwaku
Bibirku bergetar memanjatkan doa hanya untukmu
Bersedih hatiku, menangis jiwaku
Di peraduan suara dengkur si kecil sudah berlalu
Dan di ufuk sana Sang surya tidak lagi malu
Sahabat, aku hanya bisa memanjatkan doa di akhir perjalananmu
Semoga Sang Penguasa Jaga Raya memberimu tempat berlabuh
(By: Shrie Amriza. Jakarta 2007)
Poem di atas ikut Lomba di sini
Dan di ufuk sana, sang surya terlihat masih malu
Seketika, sang penguasa jagad maya hadir membisikkan kesedihan itu
Kesedihan yang membuatku tiba-tiba membeku
Jemariku mulai menjelajah ruang maya mencari cerita tentangmu
Mencari dan terus mencari sepenggal kisahmu
Kudapati begitu banyak kenangan indah denganmu
Kenangan berharga yang kau bagi untukku
Sahabat, kulepas kau dengan buliran air mata dari sudut mataku
Menangis hatiku, tercabik jiwaku
Bibirku bergetar memanjatkan doa hanya untukmu
Bersedih hatiku, menangis jiwaku
Di peraduan suara dengkur si kecil sudah berlalu
Dan di ufuk sana Sang surya tidak lagi malu
Sahabat, aku hanya bisa memanjatkan doa di akhir perjalananmu
Semoga Sang Penguasa Jaga Raya memberimu tempat berlabuh
(By: Shrie Amriza. Jakarta 2007)
Poem di atas ikut Lomba di sini
0 komentar:
Post a Comment