Apa sih tolak ukurnya men-Cap orang menjadi kutu buku?. Apa ia harus membaca buku setiap hari? atau ia harus membawa buku kemana saja?. Saya kadang suka bingung kalau di Tanya seperti ini.
Kalau saya pribadi, saya lebih suka di cap menjadi Pecinta buku dari pada kutu buku. Maklum kata kutu suka buat saya jadi parno!. Tidak perlu di bahas kali ya tentang KUTU disini.
Yang ingin saya bahas adalah, seberapa banyak kadar cinta saya terhadap buku?.
Wah jangan di tanya deh! Kalau yang satu itu. Sejak masih SD saya ini sudah maniak buku. Dulu tempat favorite saya kalau sepulang sekolah itu nongkrong di Perpustakaan daerah di kota kelahiranku.
Ada cerita lucu, waktu masih SD saya terdaftar di kategori anak-anak, tapi setiap kali datang ke perpus saya langsung belok kanan ke kategori remaja. Untung petugas perpus nya tidak terlalu ketat jadi saya lolos-lolos saja tuh nongkrong di ruangan remaja.
Jenis buku yang saya suka baca saat itu adalah novel fiksi, petualangan, cerita tokoh-tokoh terkenal, sejarah daerah, dlsb. Kebiasaan main ke perpus ini aku jalanin sampai menginjak SMA.
Nah, saat saya sudah punya penghasilan sendiri. Mulai lah saya membeli buku-buku yang sesuai budjet ku saat itu. Koleksiku lumayan banyak, apa lagi komik keluaran ELEX, novel-novel John Grisham, buku tokoh-tokoh dll. Sayang waktu dulu buku, novel, komik ku suka di pinjam teman, dan sialnya banyak yang tidak kembali!.
Sekarang mendingan koleksi bukuku mulai banyak lagi, apa lagi suamiku juga suka baca buku jadi deh klop hobby kami berdua.
Oh iya, saking cintanya sama buku saya juga selalu terdaftar menjadi anggota di tempat penyewaan buku. Malahan aku pernah bermimpi punya usaha penyewaan buku, sayang di kompleks rumah sudah ada yang buka usaha ini jadi mimpi ini masih jauh, kumpulin modal dulu kali ya.
Mimpi ku sekarang ini, ingin punya blok review buku-buku yang pernah aku baca. Saat ini sih sudah ada di
sini tapi sayang reviewnya masih sedikit. Tunggu saja, saya akan coba me-review semua buku yang sudah saya baca dan segera meng-uploadnya diblog tersebut.
Setelah mimpi itu, saya akan mewujudkan mimpiku yang lain yaitu saya ingin punya perpustakaan kecil pribadi di rumah, Amien. Wih, kapan ya mimpiku ini bisa menjadi kenyataan?.
** Liat comment teman-temanku di sini
Sejak tinggal di Jakarta, aku baru merasakan 1 kali mudik lebaran, aku mudik ke Kendari (kampong halamanku) menggunakan kapal laut. Kalau tidak salah itu lebaran tahun 1997.
Jujur, aku kapok sekali ikutan trend mudik lagi. Soalnya saat itu aku bisa rasakan betapa hiruk pikuknya orang-orang mudik itu, padahal aku berangkat H-10 alias sepuluh hari sebelum lebaran.
Saat itu aku naik kapal laut karena aku tidak kebagian tiket pesawat
*nekad.com* aja saat itu.
Untungnya perjuanganku mudik lebaran itu terbayarkan dengan kebahagiaanku bertemu dengan segenap keluarga di rumah. Aku juga bisa mencicipi makanan khas lebaran di sana. Pokoknya puas banget bisa berlebaran dengan keluarga tercinta setelah 3 tahun melanglang buana di pulau jawa ;-).
Saat balik ke Jakarta aku memilih naik pesawat saja, dan berharap perjalanan balik akan mulus dan tanpa hiruk pikuk seperti saat naik kapal laut. Tapi , dugaanku meleset pesawat ku delay hingga 7 jam. Mana delaynya saat aku sudah di bandara makasar, mau jalan-jalan juga aku tidak tau menau daerah tersebut. Jadi deh aku hanya duduk diam denger CD player *kala itu baru ada CD player* sampai gonta ganti batre 3X tapi teteup si pesawat lanjutan tidak muncul-muncul juga.
Pokoknya kisah perjalanan mudikku saat itu jauh dari kenyamanan deh. Makanya sejak saat itu aku tidak pernah mau mudik saat lebaran tiba. Aku lebih memilih mudik saat Low season tiba, soalnya tiket pesawat lagi murah-murahnya, bandara juga tidak terlalu padat, dan yang lebih penting tidak ada traffik alias delay.
Memang sih saat itu berasa sekali berlebaran jauh dari keluarga sepi sekali rasanya. Untung sekali saat ini aku sudah punya keluarga sendiri, jadi ini adalah lebaran ke 3 yang aku rayakan bersama dengan Suami dan lebaran ke 2 yang kami rayakan dengan buah hati tercinta.
Rasanya sudah tidak sabar dengan hari H itu, tidak sabar untuk buat kue lebaran, makanan pendamping ketupat, silaturahmi dengan keluarga dan menikmati Jakarta yang jauh dari kemacetan.
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1427H
Mohon maaf lahir dan batin
Created: October 6, 2006
Noted: Word 473
Last Edited: November 15, 2006
"Selamat siang, bisa bicara dengan Dedy?" ujar Bejo.
"Dedy? Maaf bapak salah sambung" jawab cewek di ujung sana, dengan suaranya yang lembut dan centil.
Bejo langsung klepek-klepek dan spontan mengeluarkan jurus andalannya, merayu cewek-cewek di telpon.
"Oh salah sambung," ujar bejo sambil melemparkan senyum nakalnya "kalau nama embak siapa? Boleh kenalan gak?" lanjutnya lagi, ia berusaha merayu si cewek.
Obrolan seperti diatas hampir setiap hari jadi santapanku di kantor, lumayan bisa jadi hiburan bila stres melanda kami.
Rayuan gombal itu dilakonkan oleh rekan sekerjaku, Bejo di divisi Marketing. Ia paling senang merayu cewek – cewek di telpon. Anehnya para cewek yang di rayu selalu terpancing dengan rayuan-nya.
Kami kadang bingung, kok bisa ia memperdayai para cewek itu?. Suara bejo kan tidak terdengar merdu apa lagi seksi!. Bejo hanya pintar bicara saja, maklumlah dia kan seorang marketing handal di kantor kami.
Tapi tidak semua usaha bejo ini berjalan dengan mulus. Beberapa kali ia di tolak mentah-mentah oleh gebetannya "Halo dewi, apa kabar?," ujar bejo suatu saat mulai menjalankan aksi gebetnya "ketemuan yuk?" pancing bejo, Dewi adalah cewek yang sudah 3 hari lalu ia kenal dan tiba saat nya untuk mengajaknya bertemu.
"Jo, kamu yakin mau ketemu aku?" jawab dewi malu-malu "aku kan jelek jo!" lanjutnya pelan.
Senyum nakal bejo mengembang "Tenang wi, aku juga jelek ko" ujarnya lembut. Bejo memang tidak ganteng, wajanya pas-pasan untuk ukuran marketing.
Rayuan gombal bejo sudah mulai berhasil, sepertinya dewi sudah setuju untuk bertemu di sebuah mall di Jakarta pusat.
"Ok Jo, aku mau" jawab dewi "tapi, kamu antar aku pulang !" lanjutnya.
"OK, aku antar pakai motor ya wi!" jawab bejo semangat. Dan seketika sambungan telpon putus.
Bejo terdiam memandangi gagang telpon "Hallo, hallo..." ulang bejo berkali-kali.
Bejo-bejo, hari gini ngajak cewek kencan ya modal dikit dong, ledekku pada bejo. Seperti ini kalau bejo di tolak, ia memang selalu tidak modal kalau mau mengajak ketemu para cewek-cewek gebetannya itu .
Suatu hari bejo juga kena getahnya, ceritanya begini:
Aku: "Jo , line 2 buat lo tuh"
Bejo: "Sapa nek? Cewek?" (Nek? Itu panggilan ku di kantor, aku bingung padahal aku masih muda belia begini kok di panggil nenek, nasip nasip...!)
A: "Iya cewek, gebetan lu kali!" ujarku cuek tanpa menoleh padanya.
B: "Hallo!, selamat siang..." ujarnya dengan sura yang di buat centil sekali.
Si Penelpon: Hallo Mas..!
B: "Eh... mama, ada apa ma?" jawab bejo langsung berubah jaim.
Aku langsung terbahak-bahak melihat bejo yang langsung berubah jaim "Gile lu nek... bini gua tau!" ujar bejo setelah menutup telpon.
"Lah! kan tadi elu yang nanya, Cewek ya? Ya... gue jawab iya" jawabku membela diri dan masih tertawa.
"Ya bilang aja itu bini gue nek..." ujar bejo kesal.
"Makanya jo... jangan gebetan mulu, ingat bini dan anak lu" balasku.
Ya begitulah kisah si Bejo sang Buaya darat beneran, selalu ngaku SINGLE padahal udah punya istri dan dua anak. Bejoo... bejoo...Eling Jo...!
Saat itu aku masih terlelap dalam tidur. Dan tiba-tiba saja:
Suami:
"Selamat Ultah sayang" (menciumku)Istri: (Terkantuk-kantuk ngelirik suami dan bengong tanpa kata)
S:
"Maaf aku telat tiga jam ngucapinnya, soalnya aku ketiduran" (memeluk dan menciumku lagi)
I: "Ngantuk nih! jangan ganggu donk" (masih kesel soalnya ia ngucapin ultahnya telat satu hari)
S: "Ya udah bobo lagi ya sayang" (sambil meluk dari belakang. Dan aku menghadap tembok!)
Sepanjang pagi aku berusaha menyibukkan diri bermain dengan putra kami tanpa memperdulikannya. Sepertinya ia penasaran dengan sikapku, maka terjadilah percakapan kecil di kamar :
S: "Ko ngambek sih? Kan aku telat berapa jam saja? "I: "Gak' ngambek ko!, udah jangan dibahas lagi aku jadi sedih!".S: "Jangan sedih dong kan hari ini ultah kamu".Aku berlalu meninggalkannya dan menuju kamar mandi. Setelah rapi berpakaian kami akhirnya berangkat menuju kantor.
Sepanjang jalan aku hanya diam, lalu aku teringat kembali kejadian subuh tadi dan pagi ini. Aku langsung curiga jangan-jangan ia salah tanggal?
I: "Menurutmu ini tanggal berapa?"S: "Tanggal 3 Maret donk sayang, maafin ya aku telat 3 jam ngucapin Selamat Ultahnya!" ujarnya sambil tersenyum manis padaku.
I: "Tapi! Ini kan tanggal 4 Maret." Ujarku lirih dan bertambah kesal!.
** May 2006 [ 196 Kata ]
** FF = Flash Fiction
Info Pic: Take from Movie "TITAN AE"