Updated tentang Ryuga, our beloved kid yang sudah duduk di TKA, dan berusia 4th 6 bln.
Beberapa minggu belakangan ini Ryu sudah mulai dapat tugas rumah (setiap weekend), mulai dari dotting (menebalkan huruf/angka) sampai dengan mewarnai gambar. Alhamdulillah Ryu tidak terlalu susah diajak mengerjakan tugas rumah tersebut.
Well, awalnya memang rada susah, apa lagi kalau yang bimbing nggak sabaran, tentu Ryu pun jadi males-malesan dan banyak alasan untuk tidak mengerjakan tugas itu, tetapi kalau yang bimbing itu bisa menahan sabar pasti deh hasilnya memuaskan.
To be honest susah sekali membimbing anak belajar, butuh kesabaran ekstra untuk melakukannya. Bukan itu saja, kita juga perlu menciptakan rasa fun dan kenyamanan untuk si anak. Bila kedua hal itu mampu kita ciptakan, maka hasil yang didapatkan tentu akan sangat memuaskan.
Rasanya bahagia dan bangga deh, ketika Ibu guru memberikan bintang dan nilai yang memuaskan untuk tugas-tugasnya itu. Sebagai ortu tentu senang dong… apa lagi Ryu. Wiih dia sih bangga sekali dipuji gurunya “Ryu belajarnya hebat ya!”
Aku yang mendengar cerita Ryu, menjadi semangat. Setiap kali ada tugas rumah, pasti deh dengan antusias aku ajak Ryu mengerjakannya.
Oh iya masih terbawah suasana semangat, semalam hunting buku belajar ‘calistung’ untuk anak usia 4th/TKA, Alhamdulilah Ryu senang bukan main ketika ia tau dibelikan buku-buku itu, dengan antusias ia langsung mengerjakannya, waktu aku tungguin dia mengerjakan buku itu, dengan santainya Ryu bilang, “bunda kesana aja, biar kakak aja yang kerjain, kakak kan sudah jago!”
Duh, rasanya senang sekali melihat putraku mempunyai rasa tertarik dengan buku-buku pelajarannya..
Selamat belajar ya nak…
R: “Bunda, aku tadi jajan di kentin.”
B: Shock!!! “Jajan!! Jajan apa?” Suer deh shock berat. Maklum nggak pernah ngajarin Ryu jajan, dan ngasih uang jajan.
R: “Ciki…”
B: Tambah shock “Memang Ryu punya uang?”
R: “Nggak punya.”
B: Semakin shock, “kok bisa jajan? Kan Ryu nggak punya uang!”
R: “aku ambil aja…!”
B: Pengen pingsan.
Oalaa nak.. itu bukan jajan namanya, kalau ndak punya uang. Sebagai ortu tentu aku gusar bukan main. Dan jadi ngorek-ngorek keterangan apa sih yang terjadi di ‘kentin’ tersebut, apa bener Ryu ngambil barang tampa bayar, atau dia ngambil barang karena dikasih orang!! Tapi susah juga ya ngorek info dari anak sekecil itu, secara jawaban yang di berikan suka aneh-aneh dan berliku-liku.
Well, dari pada pusing tujuh keliling mikiran itu, aku langsung saja cek dan ricek ke ibu gurunya.
B: “Ass.wr.wb bu guru, aku mau tanya. Di sekolahan anak-anak apa diperbolehkan jajan kekantin?”
BG: “Walaikumsalam. Alow bunda, dari pihak sekolah, tidak diperbolehkan jajan. Dan pagar sekolah selalu terkunci (kebetulan lokasi kantin di luar sekolah), kecuali pada saat jam pulang.”
B: Legah mendengarnya. Aku langsung ceritain deh kisah Ryu itu. “Mm… kalau pulang sekolah rasanya nggak mungkin bu, soalnya Ryu langsung dijemput didepan pagar.”
Setelah ngobrol-ngobrol, si ibu guru berjanji akan lebih memperhatikan siswa yang nyasar ke kantin. Aku juga minta tolong di cross cek ke kantin apa ada anak yang ambil ciki tanpa bayar? Hehehehehe, asli aku takut banget, jangan sampai apa yang diceritakan Ryu itu bener… *sigh.*