
Ugh, terus terang saya sangat sedih menyaksikannya. Kok tega sih karya anak bangsa sendiri di gandakan sedemikian banyaknya dan di jajakan seperti sedang menjual permen. Ya... betul, pedagang dadakan itu menawarkan VCD bajakan AAC seperti menawarkan permen! Saya hanya mampu mengelengkan kepala dan tersenyum kecut, ketika mereka menawarkan pada saya.
Tanpa menghentikan langkah kaki, benak saya terbang kepada review banyak orang yang telah menonton film ini, banyak yang merasa kecewa, karena film yang di sutradai oleh Hanung.B sangat berbeda dengan cerita yang ada di buku. Bahkan ada yang bilang film AAC is nothing!
MasyaAllah, seburuk itukah filmnya?? Saya semakin penasaran, maklum saja saya memang belum menontonnya, males ngantri--antriannya panjang banget--di bioskop hanya untuk menonton AAC, saya sudah bilang ke hubby akan menontonnya lewat VCD Aslinya jika sudah keluar.Well, saya tampaknya harus mempersiapkan mental bila ingin menonton filmnya, jangan sampai saya masuk kedalam barisan orang-orang yang kecewa. Huh! Semakin nggak sabar menunggu VCD aslinya beredar.
0 komentar:
Post a Comment