
Tak terasa tiba juga di penghujung tahun 2006. Waktu serasa begitu cepat berlalu, masih teringat jelas di benak-ku saat menapaki hari-hari di January 2006, banyak suka dan duka yang terjadi di tahun itu.
Mulai dari prestasi kerja, perkembangan Ryuga bintang kecil ku di rumah, sampai dengan masalah-masalah keluarga yang selalu melibatkan emosi, mulai yang berdosis rendah sampai dengan berdosis tinggi.
Fuiihh!!! Menyenangkan... itu kata yang tepat untuk mengambarkan perjalanan-ku di tahun 2006 yang katanya adalah tahun terberat untuk orang yang ber-shio kambing. Walahualam, aku merasa tahun 2006 baik-baik saja tuh ^_*
Saat Maret 2006 aku, suami dan ryuga mudik ke Kendari, kampung halamanku. Rasanya senang sekali karena kami bisa bertemu semua keluarga, apa lagi saat balik ke Jakarta, Bokap ikut kami ke Jakarta. Ya lumayan-lah bisa melepas kerinduan walaupun bokap di Jakarta hanya bisa tinggal selama 1 bulan, itu sangat mengesankan.
And you know what, tahun ini adalah tahun yang membahagiakan untukku, karena tahun ini aku mulai tertarik lagi untuk menggeluti hobby lamaku yang sudah lama aku lupakan.
Hobby MENULIS. Hobby yang akhirnya berbuah hasil, coretan singkatku bisa lolos seleksi tim editor BLOGFAM. Kolaborasi kami terbit dalam FFF, kumpulan cerita sekelebat atau yang lebih di kenal dengan istilah Flash Fiction.
Bukan itu saja selain rajin menulis cerita iseng-iseng, aku juga masih tetap eksis menulis artikel parenting di site We R Mommies, web site yang banyak memberiku masukan dalam menggeluti dunia parenting, dunia yang membuatku hidup sejak mempunyai buah hati RYUGA.
Tapi! tidak sepanjang tahun aku merasa happy dan bersemangat, saat aroma akhir tahun mulai menyapa, sepenggal kisah membuatku down!. Benar-benar diluar nalarku, seseorang yang sangat kuhormati dengan pongah-nya mengekang impianku? Impian yang pernah menjadi mimpiku, dan akan tetap menjadi mimpi indah buatku.
No matter dia tetap ber-sebrangan dengan opiniku, aku akan tetap jalan menapaki puncak impianku itu, Amien. Wahai kau yang pongah itu!! Kau harus tau, kalau ini adalah moment yang tepat buatku untuk mencari jalanku yang lain, tanpa aku harus mengekor kesuksesan-mu, YANG tidak kau raih sendiri!!
Terlepas dari sepenggal kisah itu, aku sangat ber-Syukur kepada Allah, karena memberikan anugerah padaku dan keluargaku di tahun ini, terima kasih Allah...
Aku berharap tahun 2007 bisa jadi tahun yang lebih baik dari tahun 2006, AMIEN...
Selamat tinggal tahun 2006...
Selamat datang tahun 2007...
Category: Cerita Pendek
Start: July 20, 2006
Last Edit: November 8, 2006
Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan kedunia ini, aku juga tidak pernah menginginkan dilahirkan dari rahimnya. Tetapi aku tidak bisa menyalahkan-nya karena ini sudah takdirku.
Aku adalah buah pernikahan dari dua insan anak manusia yang tidak pernah mencintai satu sama lain. Orang tuaku dijodohkan atau tepatnya dipaksa menikah oleh eyang. Eyang melakukan itu karena ia tidak sanggup melihat anaknya merebut suami orang!
Eyang menjodohkan ibu dengan Danu, keponakannya. Ponakan yang selama ini sangat berbakti pada orang tua, cerdas dan bertanggung jawab. Tapi niat baik eyang tidak disambut baik oleh ibu, gejolak cinta telah membutahkan mata hati ibu dan cinta telah menutup akal sehatnya!.
"Lia, ibu telah menjodohkanmu dengan Danu!" ujar eyang kala itu.
"Bu! Lia pokoknya ndak mau dijodohkan, Lia sudah punya pilihan bu!" jawabnya di tengah isak tangis.
"Pilihan?" jawab eyang kecewa dengan penolakan ibu "katamu itu pilihan? dia itu suami orang nak, eling nak!" lanjut eyang.
"Pokoknya Lia ndak mau dijodohkan, titik!" jerit ibu, lalu meninggalkan eyang.
Sejak saat itu, sikap ibu terhadap eyang sangat jauh berubah. Ia tidak lagi dekat dengan eyang, ia menjadi tertutup terhadap eyang. Ia juga lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dan tetap merajut kasih dengan Darma, lelaki yang ia cintai, sayangnya lelaki itu sudah beristri dan beranak dua!.
Suatu saat entah apa yang membuat ibu berubah pikiran. Ia akhirnya setuju menikah dengan Danu.
"Baik! Kalau itu keinginan ibu" ujarnya tiba-tiba "aku akan menikah denganya, walaupun aku tidak akan pernah mencintainya!" ujarnya lagi.
Mendengar itu, eyang sangat kecewa dengan perkataan ibu dan merasa berdosa telah memaksanya menikah, namun disisih lain eyang gembira karena ibu telah berpisah dengan Darma. Setelah empat bulan menikah akhirnya ibu mengandung. Eyang dan Ayahku, Danu sangat bahagia dengan kehamilan ibu. Namun tidak dengan ibu, ia sangat tersiksa dengan kehamilannya.
Aku tidak pernah menginginkan anak danu didalam rahimku bu, ratapnya suatu malam di depan eyang.
"Bu! Lia mau ibu yang ngurusi anak ini kalau lahir nanti!" ujar ibu ketika kandungannya telah berusia sembilan bulan. .
Eyangku hanya bisa istgfar mendengar ucapannya, eyang berjanji akan merawatku hingga dewasa "InsyaAllah ibu akan merawatnya sepenuh hati nak" ujar eyang, matanya berkaca-kaca menahan tangis.
Setelah melahirkan, ibu langsung menyerahkan aku sepenuhnya kepada eyang. Ia tidak pernah menyusuiku, menyuapku, memandikanku, memelukku bahkan mungkin belum pernah menyentuhku. Serasa aku ini anak yang mewabah baginya.
Sikap acuh ibu tidak berubah sedikitpun sampai usiaku setahun. Bahkan ibu juga semakin membenci ayah dan eyang. Ia mulai kembali seperti dulu, ia mulai sering keluar rumah dan pulang larut malam, bahkan sering kali ibu tidak pulang tanpa kabar.
"Nduk! Apa kamu tidak kasian sama bimo?" ujar eyang kalem. Eyang sedih melihat tingkah ibu yang semakin hari semakin berubah "coba liat sekarang, bimo sudah besar dan sudah bisa jalan nduk" lanjut eyang, untuk kesekian kali eyang mencoba merayu ibu untuk memperhatikanku, untuk mencoba mencintaiku.
"Bu, aku kan sudah bilang" ujarnya dan menatap eyang dengan penuh amarah "aku ndak pernah menginginkan anak itu!. Silahkan ibu saja yang merawatnya!" bentak ibu.
Betapa pedih hati eyang. Eyang begitu terluka dengan apa yang baru saja diucapkan oleh ibu. Sejak pertengkaran itu, eyang tidak pernah mencoba lagi membujuk ibu untuk mencintaiku. Eyang pasrah dengan kenyataan, bahwa anak yang ia lahirkan dengan susah paya tega berbuat seperti ini.
Begitu juga dengan Ayah. Akhirnya ia memutuskan untuk menceraikan ibu, ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap ibu. Selama ini ayah sudah berusaha mencoba merebut hati ibu, tapi bukannya cinta yang ia dapat malah cacian dan hinaan yang ia terima.
Setelah proses percerain mereka selesai, ibu langsung meninggalkan rumah. Meninggalkan aku!, tanpa pernah menyentuhku tanpa pernah menggangapku ada. Ibu menghilang begitu saja dari hidupku, tidak ada kabar sedikitpun darinya ia hilang bagai di telan bumi.
*****
"Mas" ujar Rani, istriku membuyarkan kenangan pahit masa laluku "ini tissuenya mas" lanjutnya dan menyodorkan selembar tissue padaku. Aku mengambil tissue itu dan melap pipiku yang telah basah oleh air mata.
"Ibu, aku sudah memaafkanmu" bisikku lirih, lalu kusiram nisan ibu dengan air mawar yang kubeli di pintu masuk pemakaman "aku sudah memaafkanmu, tidurlah yang tenang bu!".
Gaung tahun baru sudah terasa dari sekarang. Di TV, iklan acara tahun baru gaungnya sudah mulai gencar. Di blog/mp teman-teman sudah mulai curhat tentang resolusi dan acara tahun baru mereka.
Mmm... aku jadi tergugah juga mau ngapain aja tahun baru nanti dan apa sih resolusi tahun 2007 untuk aku?
Kalau acara tahun baru, mungkin beda dari tahun lalu. We don't have planning yet, soalnya old and new bertepatan dengan Idhul Adha jadi lebih baik tidak do something yang terlalu heboh.
Paling masak-masak saja. Tapi Masak apa ya?
mmm.. mungkin masak 1 macam saja deh, ribet.com kalau harus buat yang kumplit.
Anyway by the way bus way... halah! jadi kek ABG saja hehehehe.
Resolusi tahun baru ku itu.. hanya 1 kata "WISER."
Ya gitu deh.... aku kepengen bisa lebih bijaksana dalam menjalani tahun 2007, baik itu saat menjalani kerja, waktu untuk keluarga, my pleasure, hobby dan lain - lain.
Ya ya ya (ryuga style) "WISER" Amien...
Jakarta 20 December 2006

Tadi pagi, pas main-main ke blogfam ada curhat member tentang Ibunda-nya. Komen ku begini...
*****
bener.. kamu gak sendiri
Banyak kok orang2 yang merasa seperti kamu.
Aku juga suka merasa di anak tirikan sama nyokap . Selalu gak nyambung sama belio, anehnya kok kalau sama kakak & adik belio nyambung2 saja...
Idem denganmu, terkadang di hati terbersit 'apa aku ini anak pungut' hehehehe melebihkan banget deh . Tapi itulah, jiwa mudaku saat itu terlalu mendominasi hingga aku tidak pernah menyadari... ternyata nyokap itu sebenarnya care sama aku... saking care nya belio terlihat selalu menggurui dan bla bla bla...
Dinosa, Tau gak sih... aku sadar bahwa nyokap itu sayang banget sama aku... saat terakhir kali aku ketemu beliau... Malam di mana ia akan ke Jakarta untuk cek rutin (belio komplikasi, jantung koroner & hepatitis) dan malam itu adalah malam terkahir aku bisa share each other dengannya *akurrr buanget* lalu 3 minggu kemudian Nyokap kembali tapi tinggal jasad doang... hiks hiks hiks
halah... kok malah curhat . Da ah... kabur ke toilet dolo secara ini mata sudah berkaca-kaca... *maluuww ama teman di depan*
satu pesanku... coba selami isi hati ibumu, liat dari sudut pandang yg lain... jangan sampai menyesal belakangan ... memang susah tapi kamu harus mulai sebelum terlambat.. gudluck
*****
Sudah hampir 12 tahun ma'mom meninggal. Rasa kangen sering melanda... banyak yang ingin aku share dan tunjukan padanya...tapi sayang aku gak punya kesempatan itu...
Mom... hope you rest in peace..., 'Lope you mom'
Semoga Mom selalu bahagia disana, bahagia di sisih-Allah SAW, amien...